MATERI PABP
KELAS XII
BERIMAN KEPADA QADA DAN QADAR
Assalamualaikum wr.wb.
Kita bertemu kembali dalam pembelajaran pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
Kita berdoa semoga melalui pembelajaran kali ini, Allah SWT. Membukakan pintu hikmah-Nya dan memberikan pertolongan berupa Rahmatnya, (Allahumma Iftahlana Hikmataka Wanshur 'Alaina Rahmataka Yaa Dzal Jalaali Wal Ikraam), Amiin.
Maka dengan terbukanya pintu Hikmah dan turunnya Rahmat Allah, semoga menjadi lebih mudah bagi kita untuk mendapatkan tambahan ilmu, dan rezeki berupa pemahaman,melalui kasih ucapan-Nya. (Rabbi Zidnaa 'Ilmaan Warzuqnaa Fahmaan Bi Rahmatika Yaa Arhama Ar-Raahimiin), Amiin.
Jangan lupa bersyukur kepada Allah SWT. Atas kekuatan dan kesempatan yang sudah diberikan-Nya sehingga kita bisa melakukan aktivitas pembelajaran ini. Dan semoga dengan bersyukur kita, Allah SWT menambah anugerah-Nya berupa nikmat dan kefahaman, Amiin.
Pada pembahasan sebelumnya kita sudah membahas mengenai hari akhir yang wajib kita Imani keberadaan, sehingga kita bisa mempersiapkan diri untuk kedatangannya kelak.
Dan iman kepada hari akhir merupakan rukun iman no 5
Dan padapembahasan kali ini, insya Allah kita akan melanjutkan pembahasan dengan mengkaji rukun iman yang terakhir yaitu rukun iman no 6, iman kepada Qada dan Qadar
Maka pada pembahasan bab 2 ini kita masuk sebuah tema “Meyakini Qada dan Qadar melahirkan semangat bekerja
Pembahasan mengenai Qada dan Qadar merupakan bagian yang sangat penting karena berkaitan dengan masalah Takdir.
Ketika kita keliru memahaminya, maka kita pun akan keliru dalam memahami makna kehidupan
Terdapat dua aliran Islam yang keliru dalam memahami Qada dan Qadar
#1 Paham Jabariyah
menurut paham ini, Takdir adalah sesuatu yang telah diatur tanpa ada daya manusia sebagai pelaku kehidupan.
Jabariyah adalah paham yang menafikan perbuatan dari hamba secara hakikat dan menyerahkan perbuatan tersebut kepada Allah SWT
Artinya, manusia tidak punya andil sama sekali dalam melakukan perbuatannya. Tuhanlah yang menentukan segala-galanya
Paham ini menganggap semua takdir itu dari Allah. Oleh karena itu menurut mereka, seseorang menjadi kafir atau muslim adalah atas kehendak Allah
ketika seorang pelajar yang tidak mampu untuk mengikuti pelajaran dan selalu gagal dalam mengikuti ujian, lalu dia menyandarkan kegagalan itu kepada takdir dan meyakini bahwa kebodohannya merupakan suatu ketetapan dari Allah, yang pada akhirnya dia malas untuk belajar karena menganggap bahwa belajar merupakan sesuatu hal yang tidak berguna baginya, dan dia yakin bahwa dia sudah ditakdirkan menjadi seseorang yang bodoh.
Mungkin saja dia menjadi rajin beribadah dan berdoa berharap Allah mengubah takdirnya,
tapi dia pun enggan untuk berusaha dan tetap dalam kemalasannya, yakin bahwa segala sesuatu yang terjadi atas kehendak Allah semata, sedangkan manusia tidak memiliki hak atas kehidupannya sendiri
Jika ada diantara kalian para pelajar yang membenarkan perilaku ini, maka bisa jadi kalian mengambil pemahaman Jabariyah
#2 Paham Qodariyah
Paham qadariyah punya pandangan ekstrim bahwa kita lah yang sepenuhnya menguasai dan menentukan apa yang terjadi pada kita, bukan Tuhan
Qadariyah adalah sebuah firqah yang mengingkari ilmu Allah terhadap perbuatan hambaNya
Dengan paham tersebut mereka beranggapan bahwa setiap aktifitas manusia adalah semata-mata keinginannya sendiri, yang terlepas dari kehendak Allah , dan bahwa manusia memiliki qudrah atau kekuatan untuk menjalankan kehendaknya sendiri
ketika seorang pelajar mampu mengikuti setiap pembelajaran tanpa mengalami kesulitan belajar
dan senantiasa berhasil dalam setiap ujian dengan nilai yang memuaskan, lalu dia mengatakan bahwa semua itu terjadi karena kecerdasan dan kerja kerasnya sendiri
seolah-olah dia merasa tidak membutuhkan Allah, yang pada akhirnya dia malas untuk berdoa dan beribadah, karena beranggapan dari pada waktu terbuang karena dipakai untuk berdoa dan beribadah, lebih baik waktu itu dimanfaatkan untuk belajar
Jika saja ada diantara kalian para pelajar yang membenarkan perilaku ini, maka bisa jadi kalian mengambil pemahaman Qodariyah
Lalu, bagaimana pemahaman yang benar mengenai Qada dan Qadar?
HAKIKAT QADA DAN QADAR
Menurut bahasa, Qada berarti menentukan atau memutuskan,
sedangkan menurut istilah, Qada adalah ketentuan Allah sejak zaman Azali, yatu masa dimana yang ada hanyalah Allah SWT. dengan demikian makhluk ciptaan-Nya termasuk manusia belum ada.
dan Qadar, menurut bahasa adalah memberi kadar, aturan, atau ketentuan
sedangkan Qadar menurut istilah adalah ketetapan Allah terhadap seluruh makhluk-Nya tentang segala sesuatu, termasuk kafasitasnya.
Jika Qada telah diwujudkan lengkap dengan Qadarnya, maka itulah yang dinamakan Takdir.
kita bisa memahami takdir yang merupakan perwujudan dari Qada dan Qadar dengan memahami QS. Yasin ayat 38 : Dan matahari berjalan ditempat peredarannya. Demikianlah Takdir (ketetapan) Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui"
Ketika Allah menentukan bahwa Matahari berjaln ditempat peredarannya, dan ketentuan ini terjadi pada zaman Azali atau sebelum matahari diciptakan, maka hal ini lah yang disebut Qada.
sedangkan berjalannya matahari ditempat peredarannya dengan ketetapan tertentu seperti kecepatan, jarak antara matahari dengan planet lainnya, sampai waktu beredarnya, hal ini dinamakan Qadar
dan ketika ketetapan Allah tentang matahari yang sudah ditentukan sejak zaman Azali telah diwujudkan dengan ukuran dn kapasitas tertentu seperti yang sedang berjalan saat ini, maka hal itu lah yang dinamakan Takdir.
TAKDIR MANUSIA
Adapun mengeni takdir yang berlaku pada manusia, terbagi menjadi dua, yaitu
1. Takdir Muyasr (diperjalankan)
Manusia sama seperti benda, tanam-tanaman dan hewan, artinya tidak mempunyai kebebasan untuk menerima dan menolak.
Misalnya, ada orang yang dilahirkan dengan mata sipit, atau dilahirkan dengan kulit hitam sedangkan ibu dan bapak kulit putih, dan sebagainya.
sebagaimana yang difirmankan dalam QS. Al-Hujurat ayat 13 "Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal (QS. Al-Hujurat ayat 13)
jadi takdir Muyasar adalah ketetapan Allah yang Tidak dapat diusahakan oleh manusia atau manusia tidak dapat merubahnya. hal ini bisa disebut juga dengan Takdir Mubrom.
2. Takdir Mukhoyar
Manusia diberi kebebasan untuk memilih
Misalnya, seorang siswa bercita-cita ingin menjadi insinyur pertanian. Untuk mencapai cita-citanya itu ia belajar dengan tekun. Akhirnya apa yang ia cita-citakan menjadi kenyataan. Ia menjadi insinyur pertanian. sebagaimana firman Allah dalam QS. Ar-Ra'du ayat 11 "Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. (Ar-Ra’du ayat 11
jadi TAkdir Mukhoyar adalah Takdir yang erat kaitannya dengan ikhtiar manusia / manusia diberi kebebasan untuk menentukan. dan hal ini disebut juga Takdir Mu'alaq
FUNGSI TAKDIR MUSAYYAR DAN MUKHOYYAR
Allah menetapkan apa yang akan menimpa manusia pada zaman Azali, dan tertulis dalam kitab Lauh Mahfuzh "“Tidak ada suatu bencana apapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada diri kalian melaikan telah tertulis dalam kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu mudah bagi Allah.” (Q.S. al-Hadīd/57:22)
dan ini berfungsi sebagai ujian bagi manusia, seperti firman Allah dalam QS. Al-Mulk ayat 22 "Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun "
lalu kemudian manusia menentukan pilihan pada setiap ujian yang diberikan, misalnya ketika manusia diberi anugrah berupa kenikmatan, apakah manusia itu akan bersyukur atau Takabur.
begitupun sebaliknya, ketika diberikan musibah, apakah manusia itu bersabar atau mengeluh.
dan Setiap perbuatan yang dilakukan atas pilihannya sendiri akan dipinta tanggung jawab nya, sebagaimana firman Allah dalam QS. Al-Isra ayat 36 "Sesungguhnya pendengaran, penglihatan & hati, semuanya itu akan diminta pertanggungjawabannya"
CONTOH PROSES TAKDIR MUSAYYAR DAN MUKHOYYAR
Allah menetapkan bahwa seorang pelajar akan dihadapkan pada sebuah ujian di sekolahnya yang menentukan baik atau buruknya masa depan pelajar tersebut.Ini ketetapan Allah yang tidak bisa dihindari oleh pelajar tersebut, yang berarti merupakan Takdir Musayyar atau Mubrom, dimana Tidak dapat diusahakan oleh manusia atau manusia tidak dapat merubahnya
Lalu Berdasarkan ketetapan tersebut, maka seorang pelajar diberi kebebasan untuk memilih sikap apa yang akan dia lakukan, apakah belajar dengan sungguh-sungguh yang akan mengantarkannya kepada kesuksesan, atau malah menyerah dan bermals-malasan yang akan merujung kepada kegagalan.
hal ini merupakan takdir Mukhoyar atau Mualaq.
pada prosesnya, perjalanan Takdir tidak lepas dengan yang namanya Sunatullah, yaitu hukum-hukum Allah Swt. yang disampaikan untuk umat manusia melalui para Rasul, yang tercantum di dalam al-Qur‘an berjalan tetap dan otomatis.
jadi keberhasilan hidup seseorang sangat tergantung sejalan atau tidak dengan sunnatullah
Misalnya malas belajar berakibat bodoh,tidak mau bekerja akan miskin, menyentuh api merasakan panas, menanam benih akan tumbuh dan lain-lain
Dengan beriman kepada Qada dan Qadar maka, manusia akan mempunyai dua sikap, yaitu:
1. senantiasa berikhtiar
berusaha dengan sungguh-sungguh dan sepenuh hati dalam menggapai cita-cita dan tujuan. Namun Ketika mendapatkan hasil yang tidak sesuai dengan keinginan kita, maka yakinlah bahwa Allah mempunyai rencana yang lebih baik
Dan bahwa manusia hanya memperoleh apa yang telah diusahakannya, dan sesungguhnya usahanya itu kelak akan diperlihatkan (kepadanya), kemudian akan diberi balasan kepadanya dengan balasan yang paling sempurna”. (Q.S. an-Najm:39-41).
2. Bertawakal
menyerahkan segala urusan dan hasil ikhtiarnya hanya kepada Allah Swt
”Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad maka bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal kepada-Nya.”(Q.S.Ali-Imran/3:159).
3. Berdoa
doa akan memberikan energi dalam menjalani ikhtiarnya, karena Allah Swt. telah berjanji untuk mengabulkan permohonan orang yang bersungguh-sungguh memohon
“Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa, apabila ia berdoa kepada-Ku, ” (Q.S. al-Baqarah:186)
HIKMAH BERIMAN KEPADA QADA DAN QADAR
1. Semakin meyakini bahwa segala sesuatu yang terjadi di alam ini tidak lepas dari sunnatullah
2. Semakin termotivasi untuk senantiasa berikhtiar atau berusaha lebih giat lagi dalam mengejar cita-citanya
3. Meningkatkan keyakinan akan pentingnya peran doa bagi keberhasilan sebuah usaha
4. Meningkatkan optimisme dalam menatap masa depan dengan ikhitar yang sungguh sungguh
5. Meningkatkan kekebalan jiwa dalam menghadapi segala rintangan dalam usaha sehingga tidak berputus asa ketika mengalami kegagalan
6. Menyadarkan manusia bahwa dalam kehidupan ini dibatasi oleh peraturan-peraturan Allah Swt., yang tujuannya untuk kebaikan manusia itu sendiri
PERILAKU BERIMAN KEPADA QADA DAN QADAR
1. Selalu menjauhkan diri dari sifat sombong dan putus asa
Orang yang beriman kepada Qada dan Qadar, apabila memperoleh keberhasilan, ia menganggap keberhasilan itu adalah semata-mata karena rahmat Allah. Apabila ia mengalami kegagalan, ia tidak mudah berkeluh kesah dan berputus asa, karena ia menyadari bahwa kegagalan itu sebenarnya adalah ketentuan Allah. Ia menyadari bahwa dibalik kegagalan ada hikmah
2. Banyak bersyukur dan bersabar
Orang yang beriman kepada Qada dan Qadar, apabila mendapat keberuntungan, maka ia akan bersyukur, karena keberuntungan itu merupakan nikmat Allah yang harus disyukuri. Sebaliknya apabila terkena musibah maka ia akan sabar, karena hal tersebut merupakan ujian. Perhatikan Firman Allah Q.S.at-Taubat :51
3. Bersikap optimis dan giat bekerja
Manusia tidak mengetahui takdir apa yang terjadi pada dirinya. Semua orang tentu menginginkan bernasib baik dan beruntung. Keberuntungan itu tidak datang begitu saja, tetapi harus diusahakan. Oleh sebab itu, orang yang beriman kepada Qada dan Qadar senantiasa optimis dan giat bekerja untuk meraih kebahagiaan dan keberhasilan itu. Perhatikan Firman Allah Q.S.Ali Imran :159
4. Selalu tenang jiwanya
selalu senang atas apa yang ditentukan Allah kepadanya
Komentar
Posting Komentar