SYAJA'AH (BERANI KARENA BENAR) MATERI PABP KELAS XI

MATERI PABP

KELAS XI

 SYAJA'AH (BERANI KARENA BENAR) 




Assalamualaikum

Halo para pelajar sekalian…..

Bagaimana kabar kalian?

Masih suka lari dari masalah dan tidak berani menghadapi kenyataan?

Apalagi sampai mengkambinghitamkan orang lain di atas kesalahan yang sudah kalian lakukan?

Nah pada pembelajaran PABP kali ini kita akan mengkaji salah satu sikap yang harus dimiliki oleh seorang Muslim dalam menghadapi berbagai masalah yang muncul dalam kehidupan ini, baik masalah yang timbul atas kesalahan diri sendiri maupun masalah yang muncul atas ketidakadilan yang terjadi di lingkungan sekitar kita.

Dan sikap tersebut adalah sikap berani karena benar, atau dalam ajaran Islam disebut dengan istilah Syaja'ah.

Dalam kehidupan sehari-hari di dunia ini, tentu saja kita akan disajikan pada situasi yang tidak menyenangkan sebagai bentuk pertanyaan dari Allah SWT untuk mengetahui seberapa besar bagaimana kita,

Kita pun terkadang dihadapkan pada situasi, dimana harus melihat bentuk penindasan yang dilakukan kepada kaum yang lemah, apakah itu sebuah bentuk ejekan, hinaan, atau bahkan bentuk lainnya yang dibumbui dengan sedikit kekerasan,

Lalu bagaimana sikap kita? Sayangnya, tidak sedikit dari kita hanya mampu menutup mata dan seolah-olah tidak terjadi apa2, lalu mencoba menghindar dan pergi menjauh.

Atau ketika lupa mengerjakan tugas sekolah, sedangkan waktu pengumpulannya adalah hari ini, dan tidak sedikit juga yang mencoba lari dari masalah dengan membolos sekolah dengan alasan sakit atau ada keperluan keluarga.

Atau ketika tanpa sengaja menghilangkan atau merusak barang fasilitas sekolah, dan tidak mau mengakuinya bahkan mencoba mengkambinghitamkan orang lain dengan melimpahkan kesalahan kepadanya.

Perilaku tersebut bukanlah perilaku seorang Muslim, karena perilaku yang dicontohkan oleh Rasulullah saw beserta para sahabat dan harus diikuti oleh setiap Muslim adalah menumbuhkan keberanian dalam mempertahankan hal yang benar, yang disebut dengan Syaja'ah

SETIA P muslim harus berjuang menegakkan nilai-nilai agama Islam, karena Islam merupakan agama yang harus ditegakkan dalam kehidupan individu, keluarga, masyarakat dan bangsa. Dalam melaksanakan tugas-tugas perjuangan, seorang muslim harus memiliki sifat keberanian ( syajaa'ah ) yang sumbernya adalah iman yang istiqomah. 

Keberanian diwujudkan dalam banyak hal. Diantaranya,  Pertama , Berani menyatakan yang Benar. 

Kebenaran merupakan sesuatu yang tidak boleh disamarkan atau disembunyikan. Apalagi dicampurkan antara yang hak dan yang batil. Allah SWT mengingatkan dalam Alquran surat Albaqarah ayat 42 : “ Dan janganlah kamu campur adukkan kebenaran dengan kebatilan dan (janganlah) kamu sembunyikan kebenaran, sedangkan kamu mengetahuinya.

Mengatakan yang hak itu memang beresiko, karena mengandung hal yang bear bila ada orang yang tidak menyukainya, apalagi bila hal itu dinyatakan oleh penguasa yang zalim. Namun Rosulullah Saw. Bersabda : “ Katakan yang benar meskipun terasa pahit ”. Dipertegas pula dengan sabdanya, “ Jihad yang paling utama adalah mengucapkan kalimat yang benar dihadapan penguasa yang zalim ”.

Kedua , berani menghadapi risiko dan kezaliman. Dalam kehidupan sehari-hari, manusia selalu berhadapan dengan resiko, apalagi dalam perjuangan untuk mempertahankan nilai-nilai kebenaran yang datang dari Allah SWT dan Rasul-Nya. Begitu Pun dengan kezaliman yang sangat berbahaya dalam kehidupan masyarakat, yang tidak hanya menimpa mereka yang melakukan kezaliman, tapi juga masyarakat secara umum.

Ketiga , berani menghadapi musuh. Sudah  sunatullah  nya, sepanjang sejarah, permusuhan kaum kafir terhadap kaum muslimin tidak bisa dielakkan. Bila terjadi bentuk-bentuk permusuhan termasuk secara fisik, kaum muslimin harus menunjukkan sifat  syajaa'ah  atau berani menghadapi musuh-musuh. 

Keempat , berani mengakui kesalahan. kesalahan atau khilaf terkadang sering dilakukan oleh setiap orang, termasuk orang yang beriman. Seorang muslim harus berani mengakui bahwa kesalahannya yang telah dilakukannya, bahkan harus merasa tidak cukup hanya bertobat secara pribadi. jangan sampai fakta yang sering terjadi, banyak manusia yang bersalah tidak mau mengakui kesalahannya, bahkan berusaha menyembunyikan kesalahan dan yang lebih tragis lagi adalah menimpakan kesalahan itu kepada orang lain dengan cara memfitnah. Naudzubillah ….

Kelima, menguasai diri saat marah. Pemberani itu jika seseorang mampu, melawan nafsu dan amarah, menekan beragam keinginan, meski ia memiliki kemampuan. Tetap mengendalikan diri, di tengah gempuran keinginan. Orang seperti inilah yang bisa dipandang sebagai pemberani, karena kemampuannya menahan diri dan mengendalikan emosi. 

Amarah itu menggelincirkan manusia pada sikap ceroboh dan kehilangan kontrol diri. Oleh karena itu, Islam memerintahkan untuk mengendalikan diri dari amarah. Sampaisampai Rasulullah Saw. mengajarkan untuk tidak marah berulangulang. Bila masih muncul perasaan itu, maka ubahlah posisi dirinya. Bila juga masih berkobar-kobar, maka pergilah dan ambillah wudhu. Karena rasa marah itu bersal dari setan. Setan diciptakan dari api, dan api bisa padam, jika disiram dengan air

Didalam diri kita ini, didorong-dorongan seperti sifat  syajaa'ah  itu nyata adanya dalam kehidupan kita sehari-hari.

Namun Permasalahan awal yang biasanya ditemukan dalam melakukan sesuatu yaitu dalam memulainya. Memulai suatu aktifitas yang lebih dibandingkan dengan ketika melaksanakannya.

Sedangkan ketika kebenaran tidak diperjuangkan dan membiarkan kezaliman terjadi, maka sediki-demi sedikit hal itu akan melemahkan hati kita dan berujung pada rusaknya hati nurani kita

para sahabat, bertanya , Apa obatnya, Ya Rasulullah Agar kita tidak terkena kerusakan hati?

Keruksakan hati disini,. Yaitu ketika kita tidak bisa memperoleh serta menerima dan menganalisis kebenaran-kebenaran yang ada di dunia ini. maka Rasulullah Saw, menjawab obatnya agar bisa terus baik serta tidak rusak adalah dengan membaca Alquranul karim dan dzikrul maut. Yaitu ingat-ingatlah bahwa engkau akan mati.

Dengan amalan ini, maka, setiap muslim tidak akan takut kepada manusia. Dan dengan penuh keyakinan akan berjuang dan berusaha dalam kehidupan yang penuh dengan tantangan dan resiko, sehingga mampu melahirkan pribadi-pribadi yang  syajaa'ah  (berani) dalam menjamin dan menyebarkan nilai-nilai kebenaran. ***

Jadi …para pelajar sekalian, sudah saatnya kita bangkit dengan memunculkan sifat Syaja'ah atau keberanian dalam diri kita, tetapi bukan keberanian dalam menindas kaum yang lemah, justru keberanian itu dibutuhkan untuk menolong kaum yang lemah guna meminimalisir berbagai bentuk kedzaliman,

Dan…berhentilah berlari dari maslah, karena sejauh apapun yang kalian lari dari masalah, maka secepat itu juga masalah akan kembali menghampiri didiringi dengan tambahan beban berkali-kali lipat.

Jadi.. Hadapilah masalah dengan keberanian, dan yakin bahwa ketika kita berada pada posisi membela kebenaran, maka Allah ada di pihak kita, dan dengan kuasa-Nya kita pun akan mendapat pertolongan dalam menghadapi berbagai kebathilan, sebagaimana mestinya QS. Al-Isra: 81

Dan katakanlah, “Kebenaran telah datang dan yang batil telah lenyap.” Sungguh, yang batil itu pasti lenyap.

Jadi….marilah kita menjadi dari orang2 yang dengan gagah berani dalam membela kebenaran dan menjunjung tinggi keadilan, demi terciptanya bagian di muka bumi ini,

Karena dunia, tidak hanya membutuhkan orang yang benar saja, tetapi lebih dai itu, dunia membutuhkan oran2 yang berani  menegakkan kebenaran.

Dan itu hanya bisa dilakukan dengan nilai-nilai ajaran Islam, karena Islam adalah Rahmatan Lil”alamin

Jadi…mualilah dari diri sendiri dengan menerapkan perilaku jujur ​​​​dalam keh idupan sehari-hari

Karena tentu saja diperlukan keberanian untuk melakukan kesalahan, membutuhkan lebih banyak keberanian untuk mengakui kesalahan dan menggantinya dengan kesalahan.

Dan belajar menahan amarah dengan menjadi sosok yang pemaaf, karena dibutuhkan keberanian untuk meminta maaf, tetapi dibutuhkan lebih banyak keberanian untuk memaafkan.


Semoga bermanfaat

Assalamu'alaikum

 


Komentar